: Umbu Landu Paranggi
Di tanganmu sabda para nabi telah menyusut
Menjadi ayat pertama
Ayat yang hingga kini diburu musafir bahkan para malaikat
Sebagai syarat kesempurnaan doa-doa keselamatan
Dalam menciptakan kehidupan
Di kedalaman gurat-gurat yang menjadi pertanda nasib,
Telah kau siarkan; “kesunyian akan datang
melahap dengan beringas
Melumat dan mengepung tanpa ampun
Melebihi badai atau segala luka perjalanan “
Namun, tidak satupun kegaiban dapat menyesatkanmu
Dengan pertanyaan-pertanyaan falsafah
Filsafatlah yang tersesat dalam labirin ingatanmu
Adakah yang kau dambakan selain menjadi kesunyian itu sendiri?
Sementara kau tidur, dunia menjadi dua macam warna
Langit kehilangan birunya
Laut kehilangan kedalamannya
Dan daratan dihuni oleh jasad-jasad tanpa gemuruh dalam darah mereka
Demikianlah
Pada detik seterusnya
Burung-burung bermigrasi menuju ambang garis matamu
Kicauannya bukan mengabarkan tentang batas-batas takdir
Melainkan mengultuskanmu menjadi takdir itu sendiri
Denpasar, 2014