Ada yang menyusup mengirimkan pertanda
Pada subuh sebelum segalanya dapat ditangkap jelas oleh retina
Hanya sekedar siluet
Ketika itu beringin kering tumbuh dalam batok kepala
Serabutnya menyusup semakin dalam
Menyeruak ke bagian paling rumit
Dimana manusia memendam hasrat tergelapnya
Kemudian pada ambang kesadaran dan mimpi
Aku terbius dalam imaji;
Sendiri di tanah asing
Pada perjalanan di gurun dengan hamparan duri
Setiap jejakku akan memerah
Ditembus serbuk-serbuk besi
Darah dan rasa sakit membikin setiap jalan kelahiran dipenuhi ular
Yang senantiasa menyuntikkan bisanya pada mahluk pertama
Bisa itu adalah candu yang membuat adam dan hawa tidak lapar akan buah kuldi
Melainkan rasa lapar yang membuat mereka melahap satu sama lain
Dalam kenikmatan purba, yang tak mampu dikultuskan dalam dogma
Dogmalah yang membuatku buta
Untuk paham bahwa penciptaan adalah khayali, tidak pernah terjadi.
Kemudian lenguhan yang berasal dari kedalaman neraka
Mendenging di dasar telinga, menjadikanku tuli
Dan oleh takdir disebutkan bahwa ketulian adalah penyakit
Yang membuat doa para santo tak akan pernah menyentuh kebaikan
Kebaikan tidak akan menyentuh siapapun
Sebab kebaikan adalah khayali, tidak pernah terjadi
Denpasar, 2016