Jika saja kau menyimpan abuku
Segera setelah pembakaran
Segera setelah doa-doa berhenti
Dan menaburkannya dalam liang
Yang akan menjadi penghabisanmu
Dengan rindu mengganas
Maka menjelmalah kita dengan sempurna
Ingatlah sejenak
Ketika api pertama menyulut tubuhku
Kenanglah sebagaimana ayat keseratus
Kau tulis dalam keningmu;
Bahwa pada mataku yang memutih
Masih dapat kau lihat musim-musim
Dimana kita menari diatasnya
Juga dalam dingin yang diciptakan para dewa
Pada kulit
dan seluruh sel yang menjadikanku ada,
Pertemuan kita melahirkan roh paling kudus
Yang menjadi darah, debu, dan hangat yang purba
Lihatlah aku sekali lagi
Saat darahku mengering dicumbu maut
Aroma dan merahnya akan mewakili
Segala yang ingin kusampaikan padamu
Perihal keabadian
Melampaui zaman dan usia yang mudah diterka
Denpasar, 2014